Dear Blogger's

My name is "Claudia Christi"
Born in Kediri, East Java
Now I live in Jakarta
I'm studying accounting at University Gunadarma

Kamis, 07 November 2013

OBSERVASI DAN WAWANCARA KOPERASI



OBSERVASI DAN WAWANCARA KOPERASI
“ KOSSUMA “

( KOPERASI SYARI’AH SERBA USAHA SALIMAH )


Anggota           : 1. Claudia Christi              (28212326)
                          2. Novaroh Yana Lestari    (28212454)
Kelas                  :2EB01
Narasumber       : Desi Tri Sundari ( Teller )
Lokasi observ    : Koperasi KOSSUMA Depok
Jl. Raya RTM No. 28 Cimanggis - Depok
  1.  PROFIL KOPERASI
Nama koperasi          : KOSSUMA DEPOK (Koperasi Syari’ah Serba Usaha Salimah)
Tanggal berdiri         : 16 Januari 2006
Badan Hukum           : 518/20/BH/KPPS/KANKOP/12/KOSSUMA/VI/2006
Jenis koperasi           : simpan pinjam khusus wanita
Alamat                       : Jl. Haji Rijin RT 05 RW 11 No. 128 Kelurahan Tugu, Cimanggis, Depok 16951
            Telp.               : 021-870 1987 , 021- 986 961
            Hp                  : 08811810219
            Email             : kossumasyariah@yahoo.co.id
            Website         : kossumadepok.blogspot.com

  1. 2. SEJARAH KOPERASI
KOSSUMA DEPOK berdiri sejak tanggal 16 Januari 2006 sebagai “Pilot Projek” Tim Ekonomi PP Salimah. Akte Notaris : Herdianti Witjaksana, SH. ,dikeluarkan pada tanggal 28 Juni 2006 No. 03. Badan Hukum No. 518/20/BH/KPPS/KANKOP/1.2/VI 2006. Disahkan oleh Sudin Koperasi dan UKM Kota Depok tanggal 30 Juni 2006.
Launching KOSSUMA Depok telah dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2006 dan diresmikan oleh Bapak Drs. Eddy Setiawan MM (Asisten Departemen Urusan Pembiayaan dan Penjaminan Kredit Kementerian Koperasi dan UKM RI).

  1. 3. SUSUNAN PENGURUS
Ketua                                      :  Hj. Anni Rosyidah
Sekretaris                              :  Vivi Avianti
Bendahara                             :  Fitrianingsih, S.Si
Divisi Simpan Pinjam          :  Ir. Uswindraningsih
Divisi Usaha                         :  Ratna Munayya

VISI
“ Sebagai koperasi yang produktif dalam mengoptimalkan potensi wanita di Depok “

MISI
“ Sebagai mitra usaha wanita dalam mengembangkan ekonomi keluarga ”

TUJUAN
Membantu usaha kecil dan menengah serta masyarakat khususnya wanita untuk dapat maju dan sejahtera. 

BIDANG USAHA 
  • Jasa pelayanan simpan pinjam. 
  • Pembiayaan untuk pengembangan usaha (uang dan barang).
  • Investasi dalam kerjasama usaha.
  • Pembiayaan untuk barang produktif dan konsumtif. 
  • Penerimaan dan penyaluran dana sosial.

SISTEM TANGGUNG RENTENG
KOSSUMA Depok adalah koperasi dengan sistem tanggung renteng yaitu suatu sistem yang memuat tanggung jawab dan kerjasama diantara anggota dalam satu kelompok untuk menunaikan segala kewajiban anggota terhadap koperasi dengan dasar keterbukaan, dapat dipercaya dan saling mempercayai, sehingga tercapai tujuan koperasi yaitu kemajuan dan kesejahteraan selurub anggota.

KEUNTUNGAN ANGGOTA
Keuntungan bagi anggota dalam sistem tanggung renteng, yaitu : 
  • Terhindar masalah riba yang jelas-jelas hukumnya haram.
  • Pengembangan usaha bagi yang sudah memiliki usaha.
  • Mendapatkan manfaat duniawi (material) dan ukhrowi.- Duniawi  : Mendapatkan bagi hasil dari simpan pinjam dan SHU ( Sisa Hasil Usaha ) bagi yang aktif belanja di KOSSUMA.
    - Ukhrowi : Peningkatan rukhiyah melalui pengajian kelompok. 
ANGGOTA YANG DIUTAMAKAN : 
  1.  Muslimah di Kota Depok dan sekitarnya. 
  2. Pengusaha kecil dan menengah khususnya wanita disekitar Depok

SYARAT MENJADI ANGGOTA
  1. Membayar pendaftaran Rp. 10.000,- 
  2. Membayar simpanan pokok Rp. 100.000,- 
  3. Membayar simpanan sukarela
  4. Wajib belanja kebutuhan harian dan bulanan di KOSSUMA 
  5. Ikut serta secara aktif dalam kegiatan yang sudah disepakati oleh kelompok 
  6. Berkelakuan baik, jujur dan amanah 
  7. Rela berkorban dan bekerjasama antar kelompok dalam rangka tanggung renteng.
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI 'KOSSUMA' DEPOK
(Koperasi Syari'ah Serba Usaha Salimah) 

1.      Tidak berjalannya sistem serba usaha
Dulu awal terbentuknya KOSSUMA ini di mulai dari perkumpulan pengajian Ibu-ibu sekitar daerah Cimanggis, Depok. Setelah terbentuk keorganisasian, mereka bersepakat untuk membuat koperasi. dan koperasi ini  di dalamnya ada usaha, dengan menyediakan kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan, sabun, dan perlengkapan kebutuhan lainnya. Setiap anggita yang bergabung di Koperasi ini, diwajibkan untuk berbelanja disana. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, ada peraturan baru yang menegaskan bahwa koperasi harus berjalan dalam satu bentuk. Dulunya koperasi ini berbentuk Serba Usaha dan Simpan Pinjam. Dan akhirnya koperasi ini hanya menjalankan Koperasi simpan pinjam saja.

2.      Anggota yang telat bayar (Kredit macet)

Tidak bisa di pungkiri, kendala yang di hadapi semua koperasi yaitu adanya kredit macet. Banyak anggota yang telat bayar dengan berbagai alasan, yang menyulitkan Koperasi. Dulu koperasi ini menjalankan Sistem Tanggung Renteng, dimana anggota koperasi ini di bentuk kelompok dengan banyak anggota 15orang/kelompok. Apabila ada anggota yang kesulitan, anggota kelompok didalamnya bisa saling gotong-royong membantu menyelesaikan masalahnya. Akan tetapi hal itu sudah tidak berlaku lagi, sekarang memakai sistem individu. Jadi misal ada kesulitan membayar, anggota harus menyelesaikan sendiri.

 DATA DAN FOTO OBSERVASI

Foto Claudia Christi dengan Narasumber (Kak Dessy)

Papan Reklame KOSSUMA


Foto Kepengurusan KOSSUMA


Blog KOSSUMA 
Referensi :

“....Lepas dari Kecanduaan Menggesek Kartu Kredit”




Kartu kredit telah menjadi bagian dari gaya hidup banyak keluarga di Indonesia. Banyaknya jenis kartu dan promo dari produsen kartu kredit tentu sering Mama hadapi setiap hari. Namun, sebenarnya apa fungsi kartu kredit ini?

Sebagian keluarga menggunakan kartu plastik ini selain karena terbiasa juga karena “terpaksa”, dalam arti untuk “gali lubang, tutup lubang” dalam memenuhi biaya kehidupan rumah tangga.

Sayangnya lagi, banyak keluarga menggunakan kartu kredit untuk memenuhi keinginan-keinginan di luar kebutuhan utama keluarga, jumlah hutang kartu kreditnya pun seringkali tidak sepadan dengan penghasilan bulanan.

Jika hutang kartu kredit Mama membengkak, bahkan untuk membayar minimum payment saja kesulitan, tentu hobi menggesek kartu kredit ini adalah hobi yang tidak sehat. Jika penggunaan kartu kredit sudah menjadi fasilitas berhutang untuk menutup kebocoran anggaran rumah tangga dan kita sulit untuk melunasi seluruh tagihan pada saat jatuh tempo, tentu kebiasaan ini adalah hal yang harus dihentikan.

Banyak Mama yang kurang menyadari bahwa kartu kredit bukanlah uang gratis yang jatuh dari langit, kartu kredit adalah sarana berhutang yang harus digunakan secara bijak. Mengapa? Karena hutang kartu kredit memiliki beban bunga yang akan terus bergulung jika tidak dilunasi. Sehingga bisa membuat keluarga terlilit dengan kesulitan keuangan yang lebih parah.

Ada beberapa tips yang bisa Mama jalani untuk menghindari beban hutang kartu kredit yang menjerat.
Pengguna kartu kredit dapat dibedakan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah pengguna yang memakai kartu kredit karena mereka tak punya uang tunai di rekening bank untuk membayar dan membeli apa yang mereka inginkan.

Kelompok kedua adalah mereka yang memakai kartu kredit sebagai alat untuk mempermudah pembayaran. Kelompok ini hanya membeli barang yang memang sanggup dibeli dan membayar tagihan secara penuh setiap bulan. Kelompok ini kerapkali hanya menggunakan kartu kredit untuk memanfaatkan promo dari provider kartu kredit. Termasuk kelompok yang manakah Anda? Selamat jika anda masuk kelompok kedua, karena kelompok ini sangat jarang ditemui. 

Adapun pengguna kartu kredit tipe pertama seringkali berakhir dengan terlilit hutang Karena membelanjakan lebih banyak dari kemampuan. Kebiasaan ini harus diubah agar kesehatan finansial meningkat. Inilah lima langkah sederhana dari USNews, tapi membutuhkan perjuangan untuk menjalaninya.

1.      Sadari pengeluaran.
Menggesek kartu kredit memang terasa mudah dan tak membutuhkan usaha sama sekali. Beberapa orang mengakui bahwa saat membayar belanjaan dengan kartu kredit mereka tak merasa menghamburkan uang seperti ketika membayar dengan uang tunai. catat setiap pengeluaran dan lakukan analisis, apa yang menjadi pengeluaran terbanyak. Makan di restoran? Belanja baju? Kurangi belanja yang tidak perlu.

2.      Komitmen untuk berubah.
Berbelanja kadang tak banyak menggunakan logika dan alasan. Apalagi bagi para impulsif shoppers yang sulit bisa menahan diri ketika melihat barang yang menarik. Komitmen harus tinggi, fokus pada kerusakan yang telah ditimbulkan karena belanja tanpa perhitungan.

3.      Waspadai trik pemasaran.
Bank tak peduli apakah anda punya uang untuk dibelanjakan atau tidak. Semakin anda menunda pembayaran, justru perusahaan akan mendapatkan untung dari bunga kredit anda. Memang tak mungkin sepenuhnya lepas dari pengaruh iklan, tapi waspadalah dan jangan sampai terjebak dalam promosi yang sebenarnya tidak anda perlukan.
 
4.      Putus lingkaran utang.
Punya terlalu banyak kartu bisa menimbulkan disorganisasi dan menambah utang tanpa terasa. Pilih kartu yang punya bunga paling sedikit, lalu pindahkan semua tagihan kartu lain ke kartu berbunga rendah. Tutup semua rekening yang sudah tidak dipakai dan gunting kartunya. Untuk sementara, hindari berbelanja dan sebisa mungkin gunakan uang anda untuk mencicil hutang. Selama periode ini, hindari berbelanja. Simpan kartu kredit anda baik-baik. Beberapa orang menyimpan kartu kredinya dengan cara membekukan dalam es di freezer. Cara ini membuat agar tak terjangkau tapi tetap bisa digunakan dalam keadaan darurat.

5.      Cek kemajuan Anda setiap bulan.
Total utang personal seharusnya tidak lebih dari 30 persen dari total pendapatan anda setiap tahun. Misalkan gaji anda Rp 3 juta, maka utang anda tak boleh lebih dari 10,2 juta.

BY : INSPIRASI DARI MAMA